Sabtu, 27 April 2013

Munasabah, Ilmu Memahami Alqur’an Secara Terpadu


Judul         :  Ilmu Muhasabah, Telaah Alqur’an: Korelasi dan Relevansi
Penulis     :  Enjang Muhaemin
Penerbit   :  Rizkia Publishing, Bandung
Terbit       :  Januari 2010
Tebal        :  91 Halaman
Jenis        :   Buku Saku
Alqur’an sebagai kalam Allah, sekaligus mukjizat, tentu tak dapat diragukan lagi. Di dalamnya terdapat tanda-tanda kebesaran Sang Pencipta.  Gaya bahasa dan susunannya pun sungguh begitu indah, tak ada satu pun manusia yang mampu menandinginya.
Di antara susunan Alqur’an itu terdapat keserasian antara ayat yang satu dengan ayat lainnya, antara surat satu dengan surat lainnya, terdapat hubungan saling melengkapi. Hubungan inilah yang dinamakan munasabah. Ilmu yang digunakannya disebut Ilmu Munasabah (Ilmu yang mengungkap tentang keterkaitan antara satu surat/ayat dengan surat/ ayat lain).

Ilmu Munasabah merupakan bagian dari Ulum al-Qur’an. Posisinya cukup urgen dalam rangka menjadikan keseluruhan ayat Alqur’an sebagai satu kesatuan yang utuh (holistik). Ini sebagaimana tampak dalam salah satu metode tafsir Ibn Katsir, Alqur’an yufassirû ba’dhuhu ba’dhan, posisi ayat yang satu adalah menafsirkan ayat yang lain, maka memahami Alqur’an harus utuh, jika tidak, maka akan masuk dalam model penafsiran yang atomistik (sepotong-sepotong).
Ulum al-Qur’an sebagai metodologi tafsir sudah terumuskan secara mapan sejak abad ke 7-9 Hijriyah, saat munculnya dua kitab Ulum al-Qur’an yang sangat berpengaruh sampai kini, yakni Al-Burhan fi Ulum al-Qur’an, karya Badr al-Din al-Zarkasyi (w.794 H) dan Al-Itqan fi Ulum al-Qur’an, karya Jalal al-Din al-Suyuthi (w. 911 H).   
Memahami pesan Alqur’an secara terpadu lewat pengungkapan rahasia sistematikanya adalah sangat penting, sehingga orang tidak memandang bahwa dalam alqur’an selalu ada yang kontradiktif.
Ghirah Keislaman
Kajian dan penelaahan terhadap kitab suci Alqur’an, kian hari kian meningkat. Semangat ini bukan hanya dilakukan para mahasiswa, tetapi juga merebak tumbuh di berbagai lapisan masyarakat. Ini, merupakan sebuah realitas yang seyogyanya disambut dengan suka cita.
Tentunya, langkah yang menggembirakan itu merupakan salah satu pendorong penulis menyusun buku kecil ini, yang mudah-mudahan bisa turut andil memberikan spirit dalam memahami Alqur’an.
Di tengah ghirah keislaman kaum muslimin yang cukup tinggi dalam mendalami kitab sucinya ini, semoga saja buku ini ada hikmah dan manfaatnya.  Syukur-syukur bisa menjadi bahan referensi yang memadai.
Penulis sadar, ilmu yang dimiliki bak setetes air di lautan dibandingkan dengan para pakar Islam di negeri ini. Namun, mungkin tidak ada salahnya, bila penulis pun tergerak hati untuk turut berperan ‘meramaikan’ dukungan bagi semangat umat yang tengah bergelora mengkaji  Alqur’an.
Buku saku ini, terus terang saja, sebenarnya lebih tepat disebut sebagai ‘buku kutipan’ dari berbagai sumber, dibanding buku hasil curahan pemikiran penulis.  Ini memang, karena seperti diakui di muka, penulis bukan orang yang pakar di bidang ini. Hanya seorang manusia biasa, yang bergairah untuk berkiprah dalam ber-fastabiqul khairat. [] Enjang Muhaemin