Judul :
Ilmu Muhasabah, Telaah Alqur’an:
Korelasi dan Relevansi
Penulis :
Enjang Muhaemin
Penerbit :
Rizkia Publishing, Bandung
Terbit : Januari 2010
Tebal : 91 Halaman
Jenis : Buku Saku
Alqur’an sebagai kalam Allah,
sekaligus mukjizat, tentu tak dapat diragukan lagi. Di dalamnya terdapat
tanda-tanda kebesaran Sang Pencipta.
Gaya bahasa dan susunannya pun sungguh begitu indah, tak ada satu pun
manusia yang mampu menandinginya.
Di antara susunan Alqur’an
itu terdapat keserasian antara ayat yang satu dengan ayat lainnya, antara surat
satu dengan surat lainnya, terdapat hubungan saling melengkapi. Hubungan inilah
yang dinamakan munasabah. Ilmu yang
digunakannya disebut Ilmu Munasabah
(Ilmu yang mengungkap tentang keterkaitan antara satu surat/ayat dengan surat/
ayat lain).
Ilmu Munasabah merupakan
bagian dari Ulum al-Qur’an. Posisinya
cukup urgen dalam rangka menjadikan keseluruhan ayat Alqur’an sebagai satu
kesatuan yang utuh (holistik). Ini sebagaimana tampak dalam salah satu metode
tafsir Ibn Katsir, Alqur’an yufassirû ba’dhuhu
ba’dhan, posisi ayat yang satu adalah menafsirkan ayat yang lain, maka
memahami Alqur’an harus utuh, jika tidak, maka akan masuk dalam model
penafsiran yang atomistik (sepotong-sepotong).
Ulum al-Qur’an sebagai metodologi tafsir
sudah terumuskan secara mapan sejak abad ke 7-9 Hijriyah, saat munculnya dua
kitab Ulum al-Qur’an yang sangat
berpengaruh sampai kini, yakni Al-Burhan
fi Ulum al-Qur’an, karya Badr al-Din al-Zarkasyi (w.794 H) dan Al-Itqan fi Ulum al-Qur’an, karya Jalal
al-Din al-Suyuthi (w. 911 H).
Memahami pesan Alqur’an
secara terpadu lewat pengungkapan rahasia sistematikanya adalah sangat penting,
sehingga orang tidak memandang bahwa dalam alqur’an selalu ada yang
kontradiktif.
Ghirah Keislaman
Kajian dan penelaahan
terhadap kitab suci Alqur’an, kian hari kian meningkat. Semangat ini bukan
hanya dilakukan para mahasiswa, tetapi juga merebak tumbuh di berbagai lapisan
masyarakat. Ini, merupakan sebuah realitas yang seyogyanya disambut dengan suka
cita.
Tentunya, langkah yang
menggembirakan itu merupakan salah satu pendorong penulis menyusun buku kecil
ini, yang mudah-mudahan bisa turut andil memberikan spirit dalam memahami
Alqur’an.
Di tengah ghirah keislaman kaum muslimin yang
cukup tinggi dalam mendalami kitab sucinya ini, semoga saja buku ini ada hikmah
dan manfaatnya. Syukur-syukur bisa
menjadi bahan referensi yang memadai.
Penulis sadar, ilmu yang
dimiliki bak setetes air di lautan dibandingkan dengan para pakar Islam di
negeri ini. Namun, mungkin tidak ada salahnya, bila penulis pun tergerak hati
untuk turut berperan ‘meramaikan’ dukungan bagi semangat umat yang tengah
bergelora mengkaji Alqur’an.
Buku saku ini, terus terang
saja, sebenarnya lebih tepat disebut sebagai ‘buku kutipan’ dari berbagai
sumber, dibanding buku hasil curahan pemikiran penulis. Ini memang, karena seperti diakui di muka,
penulis bukan orang yang pakar di bidang ini. Hanya seorang manusia biasa, yang
bergairah untuk berkiprah dalam ber-fastabiqul
khairat. [] Enjang Muhaemin